Pages

Selasa, 08 Maret 2011

Karakteristik Jasa

Melalui penjelasan pada materi sebelumnya, kita mengetahui bahwa produk yang ditawarkan dalam pemasaran terdiri dari goods (barang) dan juga services (jasa).

Services (jasa) merupakan serangkaian tindakan yang ditawarkan satu pihak (produsen) kepada pihak lain (konsumen) yang terjadi di tempat terjadinya transaksi yang melibatkan hubungan dengan orang atau alat/mesin yang mengarah pada terbentuknya kepuasan pelanggan.

Pendidikan termasuk ke dalam jasa, karena melibatkan interaksi antar manusia. Contohnya, seorang guru memberikan materi pada siswanya, atau pada saat siswa melakukan pembayaran iuran sekolah melalui sistem tatap muka dengan bagian tata usaha. Selain itu, juga menggunakan alat/mesin. Contohnya, pembuatan tutorial-tutorial pembelajaran berbentuk file dalam komputer.

Di dalam penawaran jasa, produk pendidikan tidak dapat dicicipi. Karena kegiatan jasa dalam pendidikan dilakukan setelah transaksi, contohnya kegiatan perkuliahan mulai dijalankan setelah para mahasiswa melakukan pembayaran. Tidak bisa jika mahasiswa mencoba mengikuti perkuliahan dulu, lalu ketika tidak suka maka mahasiswa dapat membatalkan perkuliahan tanpa membayar.

Selain itu, jasa juga tidak dapat disimpan. Sebagai contoh, dalam perkuliahan dosen tidak dapat menyimpan materi yang diberikannya untuk mahasiswa yang tidak hadir dalam perkuliahan.

Tingkat kepuasan konsumen dalam menikmati jasa ternyata berbeda-beda dan sangat subjektif. Sehingga untuk memuaskan pelanggan, produsen mendukung produk jasanya dengan features-features (tambahan) yang menarik. Seperti dapat kita ambil contoh sebuah sekolah swasta pasti akan membangun  gedungnya hingga menarik dan memberikan fasilitas yang baik agar dapat bersaing dengan sekolah negeri. Namun tidak selalu memberikan fitur tambahan itu dalam bentuk fisik, karena dapat juga dengan profil pemimpin yang mempunyai background baik (goodwill).

Tingkat kepuasan konsumen juga dipengaruhi oleh persepsi konsumen. Sebagai contoh, dosen lulusan S3 akan dipandang lebih “mampu” mengajar dibanding lulusan S1. Karena persepsi konsumen bahwa yang lulusannya lebih tinggi (S3) lebih mempunyai banyak ilmu dibandingkan yang tingkatannya lebih rendah (S1).

Selain pada customer satisfaction (kepuasan pelanggan), jasa juga mengutamakan value (nilai). Karena value dapat berimplikasi pada pelakunya. Jasa juga seringkali dipengaruhi intensitas produsen dalam mengkomunikasikan produknya. Maka dalam menjual jasa, produsen membutuhkan orang lain sebagai brand image atau brand ambassador untuk menarik minat konsumen, biasanya seorang artis atau public figure yang memiliki image baik. Strategi ini dilakukan agar image baik yang dimiliki sang artis dapat memberi nilai (value) pada produk jasa yang dipasarkannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produk terus berkembang, yang biasa disebut kunci sukses bisnis jasa diantaranya :
×   Renewing the services
Memperbarui jasa yang ditawarkan pada konsumen. Langkah-langkah yang dapat dilakukan diantaranya survey terhadap keinginan pelanggan untuk menemukan kepuasan pelanggan dan membuat indeks produk yang sering dipilih konsumen. Contoh, saat ini bank bukan hanya melayani penyimpanan atau pengambilan uang, namun sudah dapat membayar tagihan kartu kredit, peminjaman modal, juga membayaran rekening listrik melalui e-banking.
×   Localizing service point
Menyediakan tempat layanan lebih luas yang dapat diakses dengan mudah oleh konsumen. Diantaranya adalah dengan penggunaan komputer untuk mengolah suatu data. Contoh, adanya bank BNI di dekat kampus UNJ agar mahasiswa mudah untuk melakukan pembayaran semester.
×   Leverage contract
Konsumen harus tahu bahwa dia akan mendapatkan apa sehingga dapat memastikan konsumen ingin atau tidak. Dengan adanya kesepakatan awal antara produsen dengan konsumen. Biasanya melalui sistem membership. Contoh, ketika awal menabung maka bank akan memberitahu konsumen mengenai jumlah bunga maupun potongan tiap bulan. Atau contoh lain, dalam perkuliahan awal seorang dosen akan memberikan kontrak kuliah yang akan disepakati dengan mahasiswa.
×   Power of information
Penggunaan kekuatan informasi, biasanya disebut tele marketing. Contoh, seringnya melakukan pertemuan sesama consultant sebagai kegiatan pendekatan pada MLM seperti Oriflame. Ataupun penawaran-penawaran pemasangan internet yang dilakukan operator Telkom Speedy.
×   Strategic value
Menentukan nilai strategis jasa pada konsumen. Langkahnya antara lain dengan memperhatikan segmen dan demand. Contoh, meyakinkan kelebihan-kelebihan fitur jasa pada konsumen agar konsumen lebih yakin dan mau memakai produk jasa tersebut.