Pages

Selasa, 26 April 2011

tugas kelompok pemasaran kelompok 6 (rainbow handmade)

Kelompok 6
Nama                 :
Dwi Putri Anggraeni (1445090025)
Retno wahyuningsih (1445091741)
Surita Arifani (1445091745)
 



Jenis produk                     : Tas wanita
Product attributes         :
×       Quality           : bahan kanvas atau jeans (yang diaplikasikan dengan perca, manik-manik, kancing dan kain flanel), memiliki jahitan yang kuat, dengan desain yang limited dan juga menyesuaikan dengan selera anak muda. Untuk sofcase, menggunakan bahan yang lembut dan tahan air.
×       Features        : warna dan bentuk tas bervariasi (ada yang berbentuk kotak, bulat, atau pun bentuk-bentuk hewan dengan variasi warna-warna cerah).
×        Design            : variasi desain tas ada yang model tote bag, ransel, tas jinjing hingga multifungsi bag (tas bisa diselempang, bisa juga menjadi ransel). Serta ada juga tas yang bisa digunakan bolak-balik (desain pada bagian luar dan dalam berbeda).

Brand                                   :
×        Brand name selection          : rainbow handmade
×        Brand strategy                      :
       Line extention : tas dalam ukuran besar (untuk remaja) dan kecil (untuk anak-anak) yang menyesuaikan desain dengan segmen pembelinya.
       Brand extention   : tas (tas jinjing, ransel, tote bag, tas selempang), dompet, softcase laptop, tas handphone, dan tempat pensil.

Packaging               :
Produk dikemas menggunakan paperbag yang didesain khusus dengan tema yang unik.

Merk                          :
Rainbow. Dinamakan Rainbow karena mencerminkan produk kami yang menarik, unik, dan untuk segmen anak-anak remaja. Rainbow atau pelangi yang memiliki banyak warna yang cerah, seperti itulah produk yang kami jual, berwarna-warni dan cerah.




Marketing mix

Selasa, 26 April 2011. Diawal pertemuan perkuliahan Manajemen Pemasaran hari Rabu kemarin (20/4) Pak Amril menjelaskan sedikit mengenai seperti apakah Marketing Mix, sebuah konsep pembauran dalam marketing meliputi faktor product, price, place, dan promotion didalamnya (4P).

Seperti ketika membicarakan product (produk), maka disini adalah upaya menentukan produk. Apa yang akan dijual dan apakah yang akan didesain. Produk itu sendiri merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Setelah itu berbicara mengenai price (harga) bahwa bagaimana menentukan harga jual produk. Price merupakan sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Kemudian ada place (tempat) yang berkaitan dengan dimanakah lokasi produk dijual. Lokasi merupakan faktor penting yang berhubungan dengan pemilihan toko karena lokasi yang strategis menentukan volume penjualan sebuah toko dan sasaran pelanggan. Serta promotion (promosi) yang membicarakan bagaimana strategi memasarkan produk. Promosi yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran.

Dijelaskan lebih lanjut oleh beliau, bahwa ada beberapa klasifikasi produk diantaranya adalah consumer product dan industrial product.

Consumer product merupakan produk yang digunakan konsumen paling akhir sehingga barang-barang yang dibeli untuk penggunaan pribadi. Di dalam consumer product masih dibagi lagi menjadi beberapa klasifikasi diantaranya convenience product dimana barang yang dibeli berkali-kali, contohnya makanan. Kemudian ada shopping product dimana produk dibeli setelah melakukan perbandingan harga dan kualitas, misalnya berbelanja sepatu di Mall. Lalu ada specially product dimana produk-produk yang unik yang mungkin tidak untuk dikonsumsi namun hanya untuk koleksi atau gengsi (prestige), misalnya membeli sepatu dengan desain khusus yang limited edition. Dan yang terakhir ada unsought product dimana produk-produk yang dibeli karena terbawa situasi atau suasana. Contohnya mahasiswa memilih jurusan kuliahnya hanya ikut-ikutan temannya padahal tidak tahu akan bekerja menjadi apa nantinya, atau ketika seseorang membeli barang saat ada sale.

Selain itu ada industrial product, merupakan produk yang dibeli untuk diproduksi menjadi produk lagi. Contohnya, Mc Donald membeli minyak goreng, bumbu-bumbu, sayuran dan ayam mentah diproduksi kembali menjadi fried chicken untuk dijual.

Lalu bagaimanakah orang memutuskan untuk memilih barang?

Orang mempertimbangkan beberapa alasan dalam memutuskan dalam memilih barang, diantaranya adalah kualitas bahwa sebuah barang dinilai apakah sesuai dengan fungsinya termasuk bagaimana daya tahan dari produk tersebut. Alasan kedua, reability (keunggulan) berhubungan dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki produknya agar dapat bersaing dengan produk sejenisnya. Dan yang ketiga ada presisi, dimana ketika barang dipegang dapat membuat penggunanya merasa nyaman dan mudah digunakan selain juga terlihat bagus dan membuat penggunanya merasa bangga. Misalnya akan ada perbedaan ketika seseorang menggenggam ponsel iPhone atau BlackBerry daripada ponsel-ponsel merek China karena merasa lebih bangga.

Setelah mengetahui alasan orang memilih barang, Pak Amril juga menjelaskan bagaimana tahap-tahap yang dijalani seseorang ketika membeli sesuatu. Tahap-tahap itu adalah dimulai dari product attributes, brand, packaging, merk, dan product support.

Pada tahap product attributes ini berkaitan dengan kualitas, fitur serta desain. Dimana keunggulan sebuah produk dilihat dari bagaimanakah kualitas dari bahan produk tersebut, apakah fitur-fitur produk tersebut beragam, serta apakah desainnya sesuai dengan segmen yang ingin dikejar. Kemudian pada tahap brand yang banyak membicarakan sign (tanda), symbol (lambang), serta design (pola) yang memang harus berbeda dengan kompetitornya. Didalam tahap brand, ada yang namanya brand equity yang berkaitan dengan merk dagang, ketika orang mendengar merknya maka orang sudah mengerti kualitasnya. Ada juga brand name selection mengenai pemberian nama brand yang disesuaikan dengan perkembangan zaman atau update. Lalu ada brand sponsor seperti misalnya TPI yang berubah nama menjadi MNC (bagian dari MNC Group) yang sudah terkenal sebagai perusahaan raksasa bidang komunikasi. Kemudian co-brandy yang merupakan merk bersama dengan tujuan memperluas segmen pasar, contohnya Aqua Danone. Brand strategy yang didalamnya ada line extention yang berkaitan dengan quantity (contoh Coca Cola menjual produk dengan variasi ukuran 1L, coca cola mini, coca cola diet dan cocal cola zero), brand extention yang berkaitan dengan variant jenis produk (misalnya Pepsodent menjual produk pasta gigi, sikat gigi, dan alat pembersih lidah), multi branding bahwa produk yang dapat dijangkau segala segmen (contoh sekolah Pelita Harapan untuk segmen atas dan Dian Harapan untuk segmen menengah, atau Nokia yang menjual ponsel untuk segala segmen).

Setelah itu ada tahap packaging (kemasan) dimana merupakan aktivitas mendesain dan memproduksi konten, jadi dipikirkan bagaimana desain untuk mengemas produknya agar semakin menarik. Kemudia tahap merk yang menggambarkan produk itu seperti apa, misalnya mendengar nama Indomie orang tahu bahwa itu adalah produk mie instan. Terakhir tahap product support yang contohnya adalah orang banyak membeli motor Honda karena bengkelnya ada dimana-mana sehingga mempermudah ketika akan membeli sparepart motornya.

Jadi menyimpulkan dari penjelasan diatas dan mengutip dari pendapat Kotler, Pak Amril menjelaskan bahwa marketing mix (disebut juga bauran pemasaran) merupakan sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk meyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju.

Selasa, 12 April 2011

Targeting dan positioning


Jakarta, 12 April 2011. Setelah Pak Amril Muhammad selaku dosen Manajemen Pemasaran saya menjelaskan mengenai segmentasi pasar, maka pada hari rabu kemarin (6/4) beliau menjelaskan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan segmen serta tahap targeting dan positioning segmen. Hal ini penting untuk mempermudah kita dalam menentukan segmen yang tepat (targeting) bagi produk yang akan kita tawarkan.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan segmen diantaranya adalah measureable (terukur) yang berarti segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen yang berkaitan dengan penghasilan konsumen serta ukuran alokasi sumberdaya. Selanjutnya ada faktor aksesbilitas yang berkaitan dengan lokasi, yang berarti segmen tersebut harus mudah dijangkau untuk dilayani. Faktor pertama dan kedua berdasarkan data faktual (dengan dilakukan survei terlebih dahulu agar datanya benar-benar nyata dan update). Yang ketiga, faktor keuntungan (orientasi profit) dimana kita harus memikirkan apakah usaha yang didirikan cukup menguntungkan atau tidak, misalnya apabila ingin membuat sekolah yang segmennya sosial maka harus mencari sponsor (subsidi pemerintah/yayasan) untuk membiayai sekolah tersebut. Dan yang terakhir ada actionable (dapat dilayani), berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dimana bukan hanya sekedar impian namun juga harus dipikirkan cara untuk mewujudkannya secara real.

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang menjadi target market.

Pak Amril juga menjelaskan bahwa ada tiga jenis evaluasi yang dapat dilakukan diantaranya adalah evaluasi ukuran, kegiatan evaluasi ini berkaitan dengan keterjangkauan, apakah perusahaan tersebut mampu menentukan ukuran harga dan lokasi yang dapat dijangkau bagi konsumen. Lalu yang kedua adalah evaluasi permintaan konsumen, dimana perusahaan harus mampu menganalisis kebutuhan pasar dengan melihat segi atraktifnya (dinamisnya). Dan yang terakhir evaluasi sumber daya, dimana pada kegiatan evaluasi ini setidaknya pemilik perusahaan mampu menguasai bidang usaha yang didirikan. Misalnya mendirikan sekolah musik, minimal sang pemilik mampu memainkan alat musik dan mengerti nada-nada.

Berdasarkan kegiatan evaluasi diatas, perusahaan dapat menemukan kesesuaian perusahaan dengan segmen pasar yang tepat.

Menentukan Target Market
Dalam menetapkan target market perusahaan (targeting) dapat mempertimbangkan pola-pola, dapat dijelaskan sebagai berikut : (1) Diferensiasi segmen, bidang usaha yang membedakan segmen pasar sehingga perusahaan menyediakan  kebutuhan produk berbeda untuk tiap segmen yang berbeda pula disesuaikan dengan kebutuhan tiap segmen. (2) Undiferensiasi segmen, bidang usaha yang tidak membedakan segmen pasar. Maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. (3) Consentrate marketing, spesifikasi usaha yang maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani kebutuhan dalam kelompok tertentu. Misalnya, dulu IKIP dikhususkan untuk mencetak calon guru dan STAN yang khusus untuk bidang akuntansi. (4) Market coverage strategy, merupakan strategi yang dilakukan dengan menggunakan sistem membership serta produk tidak dijual bebas (hanya di toko sendiri). Contohnya adalah perusahaan MLM seperti Oriflame dan Sophie Martin.

Positioning
Selanjutnya beliau juga menjelaskan mengenai positioning (mengarahkan) segmen. Positioning yaitu suatu strategi untuk membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi bagi konsumen. Positioning adalah mengenai bagaimana perusahaan mendapatkan kepercayaan pelanggan untuk dengan sukarela mengikuti perusahaan.

Dalam menetapkan penentuan positioning perusahaan dapat memperhatikan faktor-faktor ini sebagai landasan penentuan positioning : (1) Advantage (keuntungan), penempatan lokasi usaha selain memikirkan harga juga harus memikirkan keuntungannya, misalnya memilih counter usaha di Mall pada lantai dasar karena banyak dilewati pengunjung walau harga lebih mahal dibanding counter di lantai atas yang biasanya sepi. Atau contoh Mc Donald mengambil lokasi di depan mall dengan pintu sendiri karena ingin buka 24 jam tanpa harus mengikuti jadwal tutup mall. (2) Strategi promosi, media komunikasi yang digunakan haruslah yang communicable dan harus menentukan cara berpromosi yang sesuai dengan segmen yang dituju. Misalnya, mengiklankan produk untuk segmen menengah keatas pada koran Kompas.  (3) Communicate and delivery (mengkomunikasikan dan menyerahkan), perusahaan harus mampu menentukan bagaimana cara penyajian dan cara bicara untuk mengkomunikasikan produknya. Misalnya, penyajian makanan di Mc Donald dan di warteg berbeda karena segmennya berbeda. Mc Donald diperuntukkan segmen menengah keatas sehingga penyajian makanannya diantar dengan nampan dan dengan pelayanan yang ramah.