Pages

Sabtu, 26 Maret 2011

Analisis Segmentasi Pasar


Jakarta, 26 Maret 2011. Pada perkuliahan minggu ini dosen Manajemen Pemasaran saya, Pak Amril Muhammad, menjelaskan mengenai segmentasi pasar. Seperti yang dijelaskan beliau, pasar merupakan segala tempat bertemunya pembeli potensial dengan penyedia produk barang atau jasa. Pasar disini dimaksudkan bukan hanya pasar berbentuk fisik, melainkan penjualan di dunia maya pun dapat diartikan pasar jika terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli. Berbagai perusahaan bidang produk barang maupun jasa, sebelum memasarkan produknya tentulah terlebih dahulu menentukan segmentasi pasar yang mereka tuju. Segmentasi pasar yang dimaksud, diantaranya ada tele marketing, mass marketing, product variety marketing, serta target marketing.

Yang pertama, ada tele marketing. Dimana kegiatan transaksi dapat dilakukan tanpa adanya pertemuan antara penjual dan pembeli, jadi hanya mengandalkan kekuatan teknologi informasi. Misalnya, penawaran barang melalui internet ataupun telepon seperti toko online.

Yang kedua, ada mass marketing. Dimana pasar tersebut dapat dilihat dari banyaknya penjual yang tersebar untuk memasarkan produknya yang bermacam-macam dan memungkinkan juga akan banyak pembeli yang datang ke pasar tersebut. Contohnya, bazar, PRJ (Pekan Raya Jakarta), dan Pasaraya.

Kemudian ada product variety marketing. Dimana produk bervariasi dalam fitur (contoh kerudung dengan berbagai warna pink, putih, hitam), style (contoh kerudung dengan berbagai model bergo atau jilbab segiempat), kualitas (bisa ditentukan dari bahan misalnya katun atau satin), ukuran (ada yang all size, S, M, L), serta dari segi kemasan (ada yang dikemas dalam kardus atau plastik).

Dan yang terakhir, ada target marketing. Dimana jenis ini memasarkan produknya dengan cara mengidentifikasi target (calon pembeli). Contohnya, produk coca cola diet diperuntukkan untuk orang yang bermasalah dengan kolesterol.

Ketika ingin memfokuskan segmen, menurut penjelasan pak Amril, harus ada hal yang dipertimbangkan diantaranya aspek geografis, demografis, psikografis, serta customer behavior.

Aspek geografis yang berkaitan dengan lokasi yang sesuai bagi segmen atau target usaha tersebut, contohnya membuat usaha penitipan anak sebaiknya dekat dengan perumahan baru yang biasanya banyak dihuni pasangan dengan anak-anak usia balita. Aspek demografis lebih berkaitan dengan kepadatan penduduk, jadi sebaiknya membuka usaha mencari tempat yang strategis dan ramai. Misalnya membuka usaha jangan tergiur dengan harga sewa ruko yang murah namun lokasinya jauh dari keramaian. Aspek psikografis lebih berkaitan dengan psikologi. Contohnya, SMAN 8 Jakarta terkenal bagus karena standar internasionalnya (SSI) sehingga banyak calon siswa dari luar daerah Jakarta yang ingin mendaftar. Aspek customer behavior, yang lebih berkaitan dengan perilaku lain para konsumen. Misalnya, ketika mahasiswa ingin terlihat gagah atau malas mencocokkan baju setiap harinya, maka akan memilih kampus yang menyediakan seragam untuk mahasiswanya seperti STMT Trisakti, ASMI, atau sekolah penerbangan.

Setelah pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa segmentasi pasar (market segmentation) adalah membagi atau memecah pasar sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan perilaku konsumen. Terdapat dua tahapan dalam market segmentation, diantaranya mengindentifikasi segmen/target calon pembeli yang ingin dikejar (apakah produk tersebut diperuntukkan untuk anak-anak atau orang dewasa),  dan memposisikan profil konsumen, maksudnya membuka usaha di suatu tempat disesuaikan dengan ekonomi pembelinya. Contohnya menjual cappucino dengan harga terjangkau bila ingin menjualnya  di kaki lima.

Setelah mengetahui penjelasan dari market segmentation, Pak Amril menjelaskan juga mengenai faktor-faktor dari aspek segmentasi pasar, antara lain :
Yang pertama, faktor-faktor dalam aspek geografis adalah negara atau nation (lebih berkaitan pada bangsanya, contoh jika menjual baju di wilayah Eropa maka harus menyesuaikan pembuatan baju dalam 4 musim), state (lebih berkaitan kepada aturan dan keadaan), regional (berkaitan dengan wilayah yang lebih spesifik dan bukan sebagai pusat misalnya pengiriman barang dari Tanah Abang ke Makassar dengan kapal untuk dijual disana), serta kota (faktor wilayah yang lebih spesifik dari regional). Seluruh faktor ini dapat membantu penjual untuk mengetahui dimana produk tersebut dapat dipasarkan.

Kedua, aspek demografis memiliki faktor diantaranya faktor usia, contohnya TPA (Tempat Pendidikan Al Qur’an) segmennya untuk orang tua yang mempunyai anak. Lalu ada faktor gender yang contohnya celana jeans dan kemeja sekarang diperuntukkan bukan hanya untuk laki-laki namun juga untuk perempuan. Kemudian ada faktor kekuatan kekerabatan keluarga (family life cycle), misalnya sekarang restoran menyediakan tempat makan di teras diperuntukkan untuk keluarga selain itu juga menyediakan menu untuk keluarga. Yang keempat, ada faktor pendapatan (income) contohnya tidak sesuai bila membuka Restoran Padang Sederhana di UNJ karena harganya yang tidak sesuai untuk kantong mahasiswa. Kelima, faktor pendidikan (education) misalnya. Lalu faktor Ras (suku) yang contohnya tidak sesuai bila menjual rendang daging sapi di Bali karena suku disana mayoritas beragama Hindu, yang menganggap sapi sebagai perwujudan Dewa. Dan yang terakhir ada faktor kebangsaan (nationality), sebagai contoh banyaknya restoran Jepang dan restoran China dimana-mana karena memang banyaknya penduduk negara mereka di seluruh dunia, selain itu juga memang banyak yang menyukai masakan kedua negara tersebut.

Ketiga, terdapat aspek psikografis yang memiliki faktor-faktor kelas sosial (contohnya harga donat di warung jauh lebih murah dibanding di J.Co karena memang segmennya berbeda, J.Co diperuntukkan pada segmen menengah keatas), life style (contohnya cara berpakaian anak SMA dengan anak kuliahan berbeda karena lebih dewasa) serta personality character (contohnya orang ceria pasti memilih baju berwarna cerah, sedangkan orang yang lebih pendiam pasti memilih baju berwarna pastel sesuai dengan karakternya).

Dan yang keempat, yang merupakan penjelasan terakhir dari Pak Amril pada perkuliahan kali ini (23/3), faktor-faktor pada aspek customer behavior diantaranya pengetahuan, sikap terhadap produk, penggunaan (misalnya terkadang orang membeli barang langsung digunakan namun ada pula yang menggunakan pada saat tertentu), respon terhadap produk (misalnya apakah barang tersebut bagus, jelek, membuat pemakainya merasa nyaman dan lain-lain), serta manfaat apa yang diperoleh (apakah hanya sekedar untuk kepentingan  fashion semata atau untuk kesehatan).