Pages

Selasa, 22 Maret 2011

Analisis lingkungan internal dan eksternal


Lingkungan (environment) dalam lingkup yang luas memiliki arti sesuatu yang bersifat fisik dan non fisik yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Lingkungan ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan kemampuan pemasaran sebuah perusahaan. Itulah yang saya dapat pada mata kuliah Manajemen Pemasaran minggu kemarin (16/3) oleh dosen Amril Muhammad, S.E, M.Pd, yang membahas mengenai analisis lingkungan internal dan eksternal.

Pada perkuliahan minggu kemarin Pak Amril Muhammad, S.E, M.Pd menjelaskan bahwa pengertian lingkungan itu sendiri menurut perspektif Manajemen Pemasaran merupakan perilaku dan kekuatan di luar marketing yang mampu mempengaruhi kemampuan pemasaran untuk mengembangkan dan menjaga agar transaksi bisnis dengan pelanggan berjalan dengan baik. Lingkungan yang dimaksud terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal dan eksternal.

Lingkungan internal disini berbicara mengenai siapa orang-orang (SDM) di dalam organisasi, kemudian tentang kebijakan yang dibuat organisasi berupa visi, misi dan tujuan. Selanjutnya terkait dengan kepemimpinan (leadership), ketersediaan sarana dan prasarana, serta budaya dan tradisi (kultur).

Yang pertama di dalam faktor lingkungan internal, ada manusia (SDM). Yang mana pada hal ini membicarakan mengenai kompetensi dan penempatan yang pas (placement), sebagai contoh ketika sebuah perusahaan menginginkan karyawan yang berkompeten maka dibutuhkan kompetensi-kompetensi untuk mengukur kemampuan karyawan tersebut. Lalu perusahaan juga harus mampu menempatkan karyawan tersebut pada posisi yang tepat, seperti pada istilah yang sudah sering kita dengar, “the right man in the right place”. Kemudian adanya komitmen. Karena komitmen sangat penting untuk membangun loyalitas karyawan dan meningkatkan kerja sama dengan baik. Namun komitmen disini harus disesuaikan pula dengan penghargaan (reward) yang didapat, reward yang diberikan pada karyawan bisa bersifat materi (gaji ataupun tunjangan) dan non materi (apresiasi ataupun pujian). Misalnya, perusahaan memberi gaji tambahan untuk karyawan yang lembur atau memberikan tunjangan asuransi. Selain itu karyawan juga berhak mendapat promosi jabatan (naik level). Hal tersebut berkaitan dengan pengembangan diri karyawan dan juga perusahaan.

Kemudian faktor lingkungan internal yang lain, berbicara mengenai kebijakan. Kebijakan disini tergambar dari visi dan misi sebuah perusahaan. Kemudian tujuan perusahaan yang menentukan sasaran yang ingin dicapai. Lalu berkaitan dengan segmen yang ingin dikejar, contohnya adalah sekolah Al Azhar didirikan di lingkungan perumahan elit karena jelas mengejar segmen perekonomian menengah keatas. Selain itu, adanya filosofi marketing. Filosofi marketing berkaitan dengan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan, apakah perusahaan tersebut mengedepankan kepuasan pelanggan atau mempromosikan produk sebesar-besarnya agar perusahaan tersebut mendapat untung yang besar.

Selanjutnya, membahas tentang kepemimpinan. Seringkali kepemimpinan mempengaruhi segala hal (meliputi cara kerja organisasi). Faktor-faktor di dalam kepemimpinan (leadership) ini diantaranya yaitu gaya kepemimpinan. Contoh dari gaya kepemimpinan, ada kepemimpinan yang bersifat task oriented (orientasi tugas) dimana seorang pemimpin hanya memberikan perintah-perintah dengan sedikit komunikasi, ada juga kepemimpinan people oriented, dan ada kepemimpinan yang menerima feedback dari bawahan sehingga atasan mau mendengarkan saran-saran dari bawahan, namun ada juga pemimpin yang bersifat masa bodoh dengan melimpahkan wewenang sepenuhnya pada bawahan. Selain gaya kepemimpinan, dibutuhkan juga kompetensi seorang pemimpin serta kemampuan manajerialnya, yang berkaitan dengan 5W+1H mengenai apa yang ingin dikerjakan atau direncanakan (what), siapa yang mengerjakan (who), dimana pengerjaannya (where), kapan mengerjakannya (when), mengapa hal tersebut perlu dikerjakan (why), serta bagaimana mengerjakannya (how). Lalu berhubungan dengan placement atau penugasan, seorang pemimpin harus mampu mengatur penempatan karyawannya dengan tepat. Kemudian dalam kepemimpinan, seorang pemimpin harus mampu memotivasi dan membangun motivasi internal karyawan, melakukan kontrol atau pengawasan, serta kegiatan evaluasi yang lebih pada feedback untuk mengetahui hal yang tidak sesuai dan  kegiatan supervisi yang tujuannya untuk memperbaiki kesalahan yang ada.

Membahas mengenai sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kenyamanan (meliputi fasilitas penerangan, ventilasi udara, akses yang mudah serta tingkat kebisingan yang rendah), kelengkapan (sarana prasarana yang ada sesuai dengan kebutuhan), serta keamanan (berkaitan dengan implikasi kecelakaan, contohnya penggunaan listrik dan keamanan dalam hal transportasi).

Dan yang terakhir, faktor budaya yang mempengaruhi lingkungan internal. Berkaitan dengan value (nilai-nilai yang mengikat orang yang berkaitan dengan komitmen) yang pada akhirnya berkaitan dengan teladan (karena berorientasi pada sistem hukum). Selain itu, berkaitan juga dengan tampilan fisik (yang tercermin dari bangunannya, keseragaman SDM nya dan barang-barangnya) serta akulturasi budaya (terbangunnya budaya lokal).

Selain faktor internal, ada juga beberapa faktor lingkungan eksternal diantaranya ialah faktor demografis (berkaitan dengan populasi penduduk, kepadatan penduduk, lokasi, usia, gender, ras, dan pekerjaan), lingkungan ekonomi (economic environment) misalnya sekolah Marsudirini didirikan dalam perumahan elit karena memang untuk orang-orang dengan perekonomian menengah keatas, lingkungan alam (natural environment) contohnya kejadian gempa dan tsunami di Jepang belum lama ini, lingkungan teknologi (technology environment) yang bukan lebih menitik beratkan pada kecanggihan teknologinya melainkan pada ketepatan dalam penggunaannya yang dapat mempermudah suatu pekerjaan, lalu ada faktor lingkungan politik (politic environment) misalnya harusnya Alfamart dibangun pada radius 100 meter dari pasar tradisional namun kenyataannya banyak yang sangat dekat dengan pasar tradisional dikarenakan politik yang lemah. Kemudian faktor lingkungan budaya (culture environment) yang dapat meninjau seberapa jauh pendidikan dapat mempengaruhi budaya. Hal tersebut diatas perlu diperhatikan oleh perusahaan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternalnya.